Kamis, 05 September 2019

BISNIS YANG HIJRAH

BISNIS YANG HIJRAH
oleh : Rendy Saputra

Subscribe : http://bit.ly/gabungkrbn

Setelah bubaran majelis, seperti biasa Saya bersalam-salaman dengan jamaah. Sambil salaman, ada jamaah yang minta didoakan, Saya jawab :

"Kebalik pak, Saya yang seharusnya minta didoakan, doakan pak, sedang hijrah."

Sejurus kemudian dia bertanya,

"Lho, Kang Rendy baru ngerti riba sekarang?"

Saya pun tersenyum, tidak melanjutkan lagi membalas obrolan, hanya minta didoakan.

***

Ketika kita berbicara bisnis yang hijrah, yang terbersit di kepala kita hanyalah pada konsep muamalahnya saja : riba dan tidak riba. Padahal makna hijrah ini luas.

Pertama, hijrah pada obsesi bisnisnya. Yang semula obsesinya untuk pembuktian diri, mempertunjukkan eksistensi, bergerak menuju obsesi penghambaan saja. Jika bisnis besar, banyak manfaat untuk market, karyawan, vendor, insyaAllah berkah. Cukup sampai disitu saja.

Kedua, Hijrah pada prioritas bisnisnya. Yang semula memprioritaskan meeting di atas adzan, kali ini stop dulu, shalat fardhu berjamaah tepat waktu. Kalo adzan berhenti. Yang semula memprioritaskan meeting hingga larut malam, kali ini istirahat cepat, bada isya sudah tidak ada agenda. Fokuskan bangun malam. Fokus pada keridhoan Allah, minta diajari Allah, fokus taat.

Ketiga, Hijrah pada adab berbisnisnya. Yang dahulu melihat kompetitor sebagai pengambil rezeki, kali ini meyakini bahwa Allah atur semua rizky. Fokus hamba adalah berbuat terbaik pada layanan bisnis, memperbaiki produk, menjaga customer. Tidak terbawa pada seling dengki satu sama lain.

Keempat, Hijrah pada syahwat bisnisnya. Syahwat bisnisnya terjaga. Maka langkahnya terukur. Andai memutuskan ekspansi tidak meresikolan orang banyak. Maka syahwatnya terjaga pada bisnis yang sustain namun juga bertumbuh baik.

Kelima, Hijrah pada keputusan pola keuangannya. Mengambil deviden secukupnya, memaksimalkan raihan profit yang ada untuk pertumbuhan bisnis. Mengambil porsi zakat dan sedekah diawal. Bukan rakus atas deviden, dan mendhulukan kehidupan pribadi.

Keenam, Hijrah pada cita-cita tertingginya. Yang semula diniatkan untuk dimiliki sendiri, dimiliki keluarga, kemudian diniatkan untuk diwakafkan. Membangun perusahaan yang kokoh, yang nantinya hasilnya untuk ummat. Fokus meninggalkan wakaf, memanjangkan manfaat.

Ketujuh, Hijrah pada ego dirinya. Yang semula menghebatkan diri, menghebatkan akal, kemudian bergerak menyadari bahwa semua karunia Allah. Belajar merunduk. Belajar melandai. Belajar keluar dari tepuk tangan riuh. Belajar menyedikitkan pujian makhluk. Berfokus pada apa yang Allah nilai pada diri saja. Cukup.

***

Hijrah ini luas. Bergerak menuju keridhoan Allah. Maka maknanya luas. Jika dimasukkan kedalam definisi bisnis, Hijrah tidak berhenti di bab riba dan tidak riba saja, tapi mendalam sampai titik fundamental.

Semoga yang sedang memutuskan berhijrah, dikuatkan Allah. Disayangi Allah.

Semoga tulisan sederhana ini ada manfaatnya. Terima kasih.

KR Business Notes
Rabu, 13 Februari 2019

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright by Eko Saputro