Kamis, 05 September 2019

MAHALNYA MENDENGAR

MAHALNYA MENDENGAR
oleh : Rendy Saputra

Subscribe >> http://bit.ly/gabungkrbn

****

Ketika bisnis sudah membesar, biasanya organisasi bisnis memiliki sosok-sosok yang tidak sekedar bertugas melakukan eksekusi, namun juga berfikir pada tataran strategi. Waktu di awal-awal membangun bisnis, lapisan tim pemikir memang sangat sedikit. Biasanya organisasi dipenuhi oleh frontline yang langsung mengeksekusi pekerjaan.

Kehadiran tim pemikir di lapisan organisasi memang sebuah konsekuensi yang tidak bisa dihindari. Ketika perusahaan membesar, perusahaan mulai bisa membayar orang dalam range gaji yang lumayan tinggi. Semua dilakukan dengan harapan agar organisasi bisnis makin kokoh.

Ditengah niat baik menghadirkan lapisan pemikir strategis, penyakit yang biasa terjadi adalah sulitnya sang pemilik untuk kemudian meningkatkan kemampuan mendengarkan dan menyimak. Hal ini sebenarnya wajar, karena sang pemilik mengawali dan membangun bisnis ini sendirian. Sulit bagi seseorang yang sudah lama sendiri, tiba-tiba harus berbagi pendapat.

Maka di saat organisasi mulai menghadirkan lapisan pemikir strategis, organisasi dituntut untuk membangun kesetimbangan antara dominasi owner dan juga pendapat strategis lapis top manajemen. Perbedaan pendapat dan sudut pandang adalah kekuatan bagi sebuah organisasi untuk makin kuat secara langkah dan kebijakan. Pendapat dan gagasan yang selalu mendapat dukungan tanpa dikritisi relatif memiliki kekurangan disana sini.

Dari runutan cara berfikir tersebut, disinilah pentingnya membangun kesetimbangan yang sehat di organisasi bisnis.

Langkah Pertama, setiap sosok di organisasi harus menghargai peran sang owner dalam membangun dan merintis bisnis. Sikap hormat dan adab dalam penyampaian gagasan haruslah menjadi hal terdepan, agar hal-hal baik dapat sampai ke hati, bukan hanya sampai di fikiran. Banyak kejadian dimana tim top manajemen gagal mengemas ide dan gagasan.

Langkah kedua, baik owner maupun lapis top manajemen harus menyadari bahwa semua yang duduk di dewan tinggi adalah mereka yang berniat membangun kebaikan bagi organisasi. Semua saran yang dihadirkan pada hakikatnya bertujuan baik. Hanya saja asumsi dan latar belakang pemikiran masing-masing saja yang berbeda. Maka setiap perbedaan harus disikapi bijak, bukan dengan amarah emosi.

Langkah ketiga, semua pihak di lapis top manajemen harus mengenali dan memaknai peran dari masing-masing pihak. Ada yang memang bertugas agresif dominan dalam pertumbuhan, ada yang bertugas menjaga sendi-sendi operasional agar tidak kelabakan, ada yang harus bertugas hemat dalam membelanjakam anggaran, ada yang bahkan harus selalu jeli mencari letak-letak kebocoran-kecurangan-kesalahan dalam operasional. Semua peran harus difahami dan dimengerti posisinya. Sehingga perbedaan pendapat menjadi karunia untuk pertumbuhan.

Dengan adanya 3 langkah ini, insyaAllah mendengar dan menyimak gagasan akan menjadi budaya baik di sebuah perusahaan. Pada akhirnya kita menyadari, bahwa mendengar dan menyimak adalah aktivitas yang sangat mahal harganya.

KR Business Notes
Selasa, 19 Februari 2019

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright by Eko Saputro