Rabu, 04 September 2019

UNTUNG RUGI NEWAMASHI (根回し)

UNTUNG RUGI NEWAMASHI (根回し)
oleh : Kang Rendy




Masih tentang Ghosn Turn Arround Methode. Masih tentang bagaimana Nissan menjalankan program kebangkitan dari ancaman kebangkrutan. Masih tentang bagaimana sebuah organisasi bisnis melesatkan diri.

Carlos Ghosn berdarah Libanon, besar di Brazil, belajar dan berkarir di Prancis. Tiba-tiba harus memimpin direktorat operasional Nissan di Jepang. Bahkan menjadi satu-satunya dan untuk pertama kalinya : non-japanese director.

Itulah taqdir yang harus dilalui Ghosn. Ditempatkan di Jepang. Melakukan program revival bagi Nissan. Di Jepang. Sebuah negara yang tidak pernah ia tinggali.

Bukan Ghosn jika kehabisan akal. Ghosn menyadari bahwa ia harus memahami budaya dasar orang Jepang untuk bisa memahami apa yang sebebarnya terjadi dan bagaimana memanfaatkannya untuk melesat.

*

Salah satu temuan Ghosn yang cukup menyita perhatiannya adalah budaya konsensus. Jepang menganut consensus based society system, dimana setiap orang bekerja dalam kesepakatan konsensus yang dianut bersama. Bekerja dalam ketaatan, keajegan, dan berusaha untuk tidak merusak harmoni gerak.

Budaya menjunjung budaya konsensus ini menyebabkan lahirnya proses newamashi, dimana beberapa rangkaian pertemuan informal dihelat oleh para anggota rapat, agar masalah-masalah yang menjadi silang pendapat bisa diredam di forum informal. Sambil menguji apakah yang sekiranya dapat menjadi sumber perdebatan.

Misalnya pengambil keputusan rapat ada 6 orang, termasuk Anda. Maka Anda harus melakukan proses newamashi ke 5 orang tersebut. Menyampaikan gagasan, memancing keberatan, menyiapkan jawaban.

Proses inilah yang terjadi di Nissan. Dan kesimpulan Ghosn menyebutkan bahwa inilah yang membuat berbagai keputusan tidak bisa dieksekusi dengan cepat. Satu orang yang memiliki inovasi yang kuat harus membangun wahana informal untuk bisa menggolkan gagasannya. Waktu terbuang, tenaga terbuang, dan akhirnya organisasi Nissan bergerak lambat.

Temuan Ghosn ini yang kemudian mendorong Ghosn untuk membangun Criss Functional Team (CFT). Tunggu di tulisan berikutnya.

**

Newamashi, bagi Saya secara pribadi, ini seperti lobi politik yang biasa dilakukan para politisi. Sebelum sidang komisi pengambilang keputusan digelar, para anggota komisi bergelut dalam lobi informal di hotel-hotel, untuk kemudian mengatur dari balik layar, RUU mana yang akan disahkan atau tidak.

Pada akhirnya Newamashi bukan hanya budaya Jepang. Ia nampaknya adalah budaya timur. Fokusnya harmoni, tidak suka berkonflik, akhirnya tidak suka berbeda pendapat, inginnya adem ayem, semua ditelan ke dalam jero hati paling dalam. Yang penting tetap kerja, yang penting aman.

Dilihat sekilas, budaya Newamashi akan menghidupkan budaya saling bermusyawarah dan saling bertukar pendapat. Namun disisi lain, Newamashi malah menghambat inovasi, memperlambat jalur pengambilan keputusan, dan akhirnya membuat organisasi bisnis tampak tidak lincah.

Semoga bermanfaat.

KR Business Notes
Selasa, 5 February 2019
⬇⬇ Subscribe  ⬇⬇
https://bit.ly/gabungkrbn

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright by Eko Saputro