Rabu, 04 September 2019

INFRASTRUKTUR DAN PLATFORM

INFRASTRUKTUR DAN PLATFORM
oleh : Rendy Saputra





****

Di musim mudik begini, linimasa ramai membahas dampak dari infrastruktur yang dibangun oleh Pak Jokowi. Terutama jalan tol baru yang sudah bisa dilewati.

Tulisan Saya kali ini bukan pada posisi pro atau anti Pak Jokowi. Bukan tulisan politik. Hanya sebuah sudut pandang pendekatan pemberdayaan ekonomi, pada apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah.

Ada apresiasi...
Ada masukan...

Semoga objektif dan tetap berada di titik tengah perseteruan yang ada.

***

Jika melihat dua kubu politik yang ada, ganti presiden atau tetap Pak Jokowi, posisinya jelas, keduanya bertengkar karena faham politik. Bagi saya clear. Mau diajak diskusi kayak apapun, keduanya sudah memancang sikap politik. Bagi saya OK OK aja.

Namun Saya lebih menyoroti dua kubu faham ekonomi yang bertolak pendapat.

1. Infrastruktur dibangun dulu, baru kesejahteraan bisa tercipta.

2. Sejahtera dulu, baru bangun infratruktur.

Kedua kubu ini seperti telor dulu, atau ayam dulu. Gak selesai-selesai.

Tulisan Saya akan berfokus pada hal ini.

***

Jika kita lihat konsep Trans Studio Mall, konsepnya selalu sama di setiap daerah. Mereka membangun taman bermain indoor di setiap mall, lalu kemudian menjadikannya traffic generator, atau penghasil kunjungan. Setelah itu ada hotel, tempat makan, tempat belanja.

Mall nya adalah infrastruktur dan wahana bermainnya adalah platform.

Beberapa mall juga melakukan hal mirip-mirip. Mereka letakkan bioskop, tempat karaoke keluarga, tempat bermain, di lantai atas mall. Selanjutnya, pengunjung datang.

***

Saya termasuk generasi yang merasakan dibukanya Tol Cipularang. Masuk ITB tahun 2004, perjalanan Saya Bandung-Balikpapan adalah perjalanan yang panjang dan ribet.

Naik taksi dari kostan ke stasiun
Naik kereta dari bandung ke gambir
Naik damri dari gambir ke bandara
Naik pesawat dari Jakarta ke Balikpapan.

Begitu ada cipularang, kami naik point to point, langsung ke Bandara. 1 kendaraan. Ringkas.

Infrastruktur jadi bermanfaat dan menghasilkan kemudahan.

TOL Bandung-Jakarta ini juga mempermudah arus wisatawan akhir pekan ke Bandung. Karena di Bandung banyak FO, taman hiburan di lembang, destinasi wisatanya seabreg. Bandung punya PLATFORM yang siap sebagai destinasi wisata. Mulai dari hiburan konvensional, sampai religi. Lengkap.

***

Mari kita bahas yang lainnya.

TOL cipali dibangun, menghubungkan Cikampek sampai Palimanan. Orang Jakarta kalo mau ke Cirebon ya lewat sini.

Begitu TOL ini dibuka, sepengamatan Saya, arus mobilnya tidak setinggi Cipularang. Kenapa? Karena daerah Majakuning - Cirebon dan sekitarnya, belum rampung platformnya.

Yang paling siap jadi tempat kunjungan adalah Batik Trusmi di Plered. Milik Mas Ibnu dan Mbak Sally. Mereka bangun toko 1 hektar lebih, tempat membatik, toko, parkiran untuk puluhan bus, ratusan mobil, pertunjukan. Tapi ya cuma Trusmi yang siap bangun platform.

Terbuka nya Cipali harusnya membuat banyak pengusaha membangun platform destinasi wisata yang strategis.

Nyambung ke Bandara Balikpapan. Bandara nya besar, 10 gate. Berniat dibangun sebagai pintu Kalimantan Timur, melayani para pekerja migas dan tambang yang bolak balik ke Balikpapan. Lalu berniat jadi pintu wisata.

Wisatanya belum ada yang hot.
Migasnya selesai kontrak.

Akhirnya trafficnya bandaranya kurang, terkesan lengang, dan belum mencapai titik optimal pengunjung.

***

Dari beberapa paparan diatas, kita bisa mengambil kesimpulan sederhana, bahwa infrastruktur itu PENTING. Dan memang menjadi generator kesejahteraan, selama memang ada PLATFORM nya.

Bandara Kertajati dibangun. Jawa Barat akan punya Bandara besar sebagai pintu masuk ke jantung Jabar. Posisinya di Majalengka bahkan jadi OK karena rada jauh dengan Soetta.

Sekarang tinggal difikirkan, apa yang membuat warga dunia mau ke Jabar? Sudah siapkah platform wisata kita? Atau ketika disitu ada Bandara, apa barang yang mau kita eksport lewat cargo udara? Apa bisnis yang mau digenerate?

Jika hanya sekadar membangun, membuat, tanpa platform, ini yang menurut Saya berbahaya.

***

Hari ini tol-tol baru diuji coba. Masuknya masih gratis. Karena masih uji ciba.

Kedepannya, yang namanya juga TOL, kalo lewat harus bayar, disanalah sumber pembayaran hutang atas anggaran bangun jalan TOL

Bangun jalan tolnya pake hutang.
Dan bayarnya pake uang masuk tol.
Begitu rencananya.

Yang repot kalo gak ada yang lewat. Gak ada pemasukan, lalu bayar hutangnya gimana?

Seperti sebuah Bandara di salah satu negara Africa. Dibangun gede-gede, tapi gak ada flight sama sekali. Pelabuhan dibangun gede-gede tapi gak ada yang shiping. Gak ada yang kirim barang.

Kok bisa begitu? Ya karena gak ada platformnya.

So...

Pada sahabat yang bilang sejahtera dulu baru bangun infrastruktur, aku ya kurang setuju juga, karena infratruktur ini daya dukung proses ekonomi. Yang mudik hari ini memberikan kesaksian perjalanan yang biasa 16 jam jadi 6 jam. Ini gokil. Hemat bensin, mentenagai pertumbuhan negeri.

Tetapi, bangun dan bangun tanpa memikirkan platform nya juga celaka. Setelah membangun, kosong, sepi, gak ada yang lewat, ini gawat juga. Harus segera difikirkan, bagaimana bangun trafficnya, dan ini tugas bersama, bukan hanya tugas pemerintah.

Saya ngerti bagaimana gilanya Ibnu dan Sally bangun Batik Trusmi plered. Gak ada tuh mereka ngemis ngemis bantuan pemerintah. Di hati mereka sederhana : Cirebon harus maju, putra daerah harus bisa hidup di negeri sendiri. Jadi tuh platform.

Pemerintah bangun jalan...
Swasta nasional bangun destinasi...
Pemerintah harus hadir kasih stimulus supaya pengusaha nasional bisa bikin platform... permudah...

Klop.. akur.. waras level 17... ini baru jalan ekonomi...

Akhirnya.. SOLUSI nya... kita harus membangun infrastruktur dan platform program pada waktu yang bersamaan. Bangun segera.. dan segeralah cari programnya...

Setelah bangun TOL dari A ke B, langsung fikirkan, mau dikewatin apa?

Setelah bangun Bandara, langsung mikir, penumpangnya dari mana? Program apa yang membuat mereka datang?

Begitu ya....

Saya rasa tulisan Saya bisa dishare dan digunakan oleh kedua belah pihak kekuatan politik. Ha ha ha.....

Narator Bangsa,
Rendy Saputra

"Mencoba berdiri ditengah, diantara dua arus politik negeri yang kian memanas... sanggupkah aku...?

KR Business Notes
Senin, 4 Februari 2019
⬇⬇ Subscribe  ⬇⬇
https://bit.ly/gabungkrbn

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright by Eko Saputro